Sejarah Rumah Sakit
Rumah Sakit Elim Rantepao adalah rumah sakit tertua di Tana Toraja dan Toraja Utara yang beralamat di Jl. Ahmad Yani no. 68 Rantepao, Toraja Utara-Sulawesi Selatan. Telah aktif melayani sejak berdirinya pada tahun 1929 oleh pemerintah Belanda (Zelf Bestuur Luwu’), seluruh pelayanan dipercayakan kepada Gereformeerde Zendingsbon. Pada tanggal 10 Oktober 1935, Asistent Resident Luwu’ atas nama De Gouverneur menyerahkan hak milik Rumah Sakit Elim Rantepao kepada Gereformeerde Zendingsbon dengan membayar harga sebesar 8.182.25 golden kepada pemerintah. Pada zaman pendudukan Jepang Rumah Sakit Elim Rantepao diambil alih oleh Jepang. Setelah Perang Dunia II Jepang menyerah, lalu Rumah Sakit Elim Rantepao kembali kepada pemiliknya Gereformeerde Zendingsbon (GZB). Kemudian Gereja Toraja berdiri pada Tahun 1947, dan GZB menyerahkan semua asetnya kepada Gereja Toraja termasuk kepemilikan dan pengelolaan Rumah Sakit Elim Rantepao.
Pemerintah Daerah sempat mengambil alih Rumah Sakit Elim Rantepao untuk kepentingan proses pemekaran kabupaten Tana Toraja, sebagai pemenuhan salah satu syarat terbentuknya sebuah kabupaten. Sejak dikelola oleh Pemerintah Daerah, beberapa ruangan dibangun diantaranya ruang Laboratorium, ruang Perawatan Kebidanan, ruang Radiologi, dan Ruang Operasi. Setelah 27 tahun yaitu pada tanggal 25 Februari 1991, Rumah Sakit Elim Rantepao dikembalikan kepada Gereja Toraja. Operasional rumah sakit dilaksanakan berdasarkan SK Surat Ijin operasional RS Tipe C dengan Nomor 01/SK/IOP-RS/DPMPTSP/VI/2021 dan telah mengikuti akreditasi pada tahun 2019 dengan hasil Tingkat Utama oleh KARS.
Visi
“Menjadi Rumah Sakit dengan Pelayanan Berkualitas, Manusiawi dan Terjangkau”
Misi
1. Memberikan pelayanan kesehatan secara paripurna.
2. Menumbuhkan kebanggaan dan loyalitas yang tinggi bagi setiap karyawan.
3. Meningkatkan kinerja bagi karyawan.
4. Meningkatkan kepuasan bagi costumer.
5. Menciptakan lingkungan rumah sakit yang baik dan nyaman.
Falsafah
“DAMAI SEJAHTERA BAGI SEMUA” (Peace Be With All Of You)
Motto
“BUKAN UNTUK DILAYANI, TAPI UNTUK MELAYANI” (Not To Served, But To Serve)